Senin, 16 Januari 2017

MY NAME IS ANKARA

18.25 Posted by Unknown No comments


"Bagus! Bagus!"
Seruan itu datang bersamaan dengan tepuk tangan riuh. Seorang pemukul yang berlaga di tengah lapangan mengacungkan jempolnya. Wajah di balik helmet itu pun tersenyum sumringah, menerima semangat penuh kebanggan.

"Shit!" seruan lain terdengar dari pemain lawan. Para fielders berlari menjangkau bola yang menggelinding. Sementara pemukul berlari saling bertukar posisi.

"Tiga! Tiga! Kalian bisa dapat tiga!"

Ketika semua orang berteriak penuh semangat, seorang pria kurus duduk sambil memegang bat-nya penuh cemas. Semua peralatan sudah melekat di tubuhnya. Ankara masih menunggu gilirannya memukul. Ratusan kali ia mengerling mengikuti arah bola melesat, ribuan kali juga ia bertanya kapan gilirannya tiba?

Masih ada 10 bola lagi. Ankara masih punya kesempatan jika salah satu batsman tidak bisa mempertahankan wicket.

"OUT!" Bowler berteriak keras begitu wicket di belakang pemukul telah rusak.

Ankara pasang badan. Rekan satu tim-nya telah kehilangan wicket, itu berarti gilirannya bertarung di tengah lapangan telah tiba.

"Not out!" putus wasit.

"Shit!"
Ankara kembali duduk di tempatnya, dan tetap duduk sampai babak pertama dari pertandingan selesai. Sementara gilirannya tidak pernah tiba.
**

"Assalamualaikum," Ankara masuk lalu meletakkan peralatan cricket-nya begitu saja di depan pintu. Jika biasanya ia langsung naik ke kamarnya, kali ini ia masuk ke dapur untuk meneguk segelas air. Dahaganya tidak benar-benar haus, ia hanya kesal.

"Udah lama, Ka?"

Abah tiba-tiba muncul dan duduk di hadapan Ankara.

"Baru aja kok, Bah."

"Gimana pertandingannya? Menang?"

"Alhamdulillah, menang, Bah."

Kening Abah yang keriput berkerut, "kok mukanya kayak bukan muka pemenang begitu?"

Ankara mengembus napas panjang sebelum akhirnya menjelaskan. "Gimana mau senang kalau menangnya tanpa kontribusi Anka. Anka nggak mukul lagi hari ini, Bah. Lima kali tanding tapi nggak pernah mukul, gimana bisa kepilih jadi timnas kalau begini-begini terus?"

"Itu artinya kamu masih butuh waktu lagi, Ka. Kan Abah udah pernah bilang ke Anka, if you do passion then be patient."

Ankara mengangguk setuju, "tapi jangan beritahu Ambuh ya Bah."

Ankara beranjak dari tempatnya setelah mendapatkan senyum persetujuan dari Abah.




0 komentar:

Posting Komentar